Molen adalah makanan ringan khas
Indonesia yang banyak digemari oleh banyak kalangan, mulai dari kalangan
anak-anak hingga dewasa. Sebabnya
makanan ini memiliki bentuk unik dan rasa yang pas bagi lidah orang Indonesia. Selain hal tersebut, harganya yang bisa
dijangkau oleh siapapun dan bisa kapanpun dinikmati menjadi daya tarik dari
makanan ini. Akan tetapi variasi dari makanan ini masih sangat sedikit,
biasanya molen hanya berisikan pisang dan biasanya warna kulitnya pun sama
dengan molen-molen lainnya yaitu berwarna kuning kecokelatan. Disamping itu, pemanfaatan makanan ringan
yang satu ini baru bisa dimanfaatkan sebagai pengisi perut saja. Trend masyarakat
yang lebih memilih back to nature
ataupun healty lifestyle turut
mendukung terjadinya peningkatan permintaan pasar.
Atas dasar hal-hal tersebut, peluang
untuk menciptakan sebuah inovasi baru dalam mengolah makanan ringan ini dengan
menambahkan variasinya, terutama dalam bagian rasa, kulit molen, dan
manfaat. Untuk variasi rasa dari cemilan
ini, penulis mendapatkan ide untuk mengganti pisang dengan aneka buah-buahan
khusus buah-buahan lokal yang akan
menciptakan sensasi baru dan tentunya akan membuat cemilan ini lebih
bergizi. Sama halnya dengan variasi
rasa, penulis pun akan sedikit merubah tampilan pada cemilan ini. Kulit molen yang biasanya terbuat dari tepung
beras akan penulis ganti dengan tepung talas , karena tepung talas memiliki
sedikit kelebihan dibanding tepung beras yaitu dalam kandungan gizi. Dalam
tepung talas yang direbus terdapat energi 108 kal dan protein 1,4 g (Sumber: Dewi Sabita
Slamet dan Ignatius Tarwotjo (1980), majalah gizi dan makanan
jilid 4, hal 26. Bogor Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI). Data ini mencukupi bahwa tepung talas
dapat menjadi pengganti tepung beras sebagai bahan dasar molen dan dapat
mereduksi konsumsi beras yang
berlebihan. Tak kalah penting dari itu semua, penulis berencana pula
menambahkan sedikit fungsi dari cemilan ini sebagaimana yang telah penulis
singgung sedikit di atas. Penulis akan
menjadikan cemilan ini sebagai
produk kesehatan.
NBMP
|
KABMP
|
KVABMP
|
KVB1BMP
|
KVCBMP
|
KCaBMP
|
KFeBMP
|
Talas
|
73
|
20
|
0,13
|
4
|
28
|
1,0
|
Tepung Beras
|
12
|
0
|
0,12
|
0
|
5
|
0,8
|
Menurut data BPS (2009) impor buah-buahan dari China sepanjang Desember 2009
mencapai USD42,45 juta atau naik 147,43 persen dibandingkan pada November 2009 senilai USD17,15 juta. Dapat disimpulkan
sepanjang tahun lalu nilai impor buah dari China mencapai USD330,99 juta.
Pembelian buah lokal dengan buah impor masih lebih tinggi minat konsumen terhadap buah impor. Padahal buah lokal sendiri mempunyai kualitas lebih bagus dari pada buah impor. Oleh karena itu penulis menggunakan buah-buahan lokal asli Indonesia untuk membuat isi dari molen tersebut sekaligus member konsep baru terhadap penjualan buah-buahan lokal dengan cara menginovasi molen.
Pembelian buah lokal dengan buah impor masih lebih tinggi minat konsumen terhadap buah impor. Padahal buah lokal sendiri mempunyai kualitas lebih bagus dari pada buah impor. Oleh karena itu penulis menggunakan buah-buahan lokal asli Indonesia untuk membuat isi dari molen tersebut sekaligus member konsep baru terhadap penjualan buah-buahan lokal dengan cara menginovasi molen.
Luaran yang
diharapkan dari produk ini adalah terciptanya suatu produk molen METRO (Molen Exotic Tropical) dengan variasi
baru yang berkhasiat untuk kesehatan dan dengan rasa variatif. Produk ini juga
murah, meriah, dan sesuai dengan kantong mahasiswa atau masyarakat pada umumnya.
Adanya pengoptimalan penggunaan tepung talas dalam upaya diversifikasi pangan dan
juga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap buah lokal dibandingkan
dengan buah impor. Terciptanya usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.