Film METRO

Rabu, 30 Mei 2012

Lolos 41 Besar -> Go to PIMNAS

Alhamdulillah METRO Berhasil ke Tahap 41 Besar PKM-M di IPB.. Selanjutnya Akan Menuju ke 10 Besar.. Dan Melanjutkan PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), di UGM-Jogjakara.. Mohon Do'a dan Dukungan dari Sahabat METRO semua...
_Salam Metro_
 

Metro Tampil di GWW @ Acara Sminar Pendidikan

_METRO NeWs_
Pada acara Seminar Pendidikan lalu di GWW, IPB Dramaga.. METRO Mendapat Tender dari Kemahasiswaan IPB bersama 9 Kelompok PKM lainnya untuk mempersembahkan Produk2nya...
METRO Membuat 1200 Pcs Produk dalam 1 Hari (Menjadi Jumlah Produk Terbanyak dalam Tender tsbt)...



Selasa, 15 Mei 2012

Pejuang Metro


Contact us (METRO)

FB : Molen ExoticTropical
Web : www.molen-metro.blogspot.com
HP : 085692136652 / 087877633584

Buka Stand @Kortan IPB - Bazzar Nih

Chek it dot. Dokumentasi kami di Bazzar IKMT @ Kortan IPB

Stand kami dibuka 2 hari dan LAKU Deras. Alhamdulillah yaa..
Tunggu kami di Kesempatan berikutnya.
Salam METRO




Selasa, 31 Januari 2012

Latar Belakang Terbentuknya Metro


Jajanan pasar tradisional merupakan komponen penting kuliner Indonesia. Saat ini, banyak modifikasi beraneka macam jajanan yang dibuat, termasuk salah satunya molen. Akhir Maret 2011 lalu, molen termasuk salah satu jenis jajanan khas Indonesia yang menjadi menu di acara Internasional Food Evening(IFE) di Capetown, Afrika Selatan. Karena bentuk yang unik dan menarik dilengkapi kulit yang lezat, molen makin marak menjadi kudapan sehari-hari.
            Molen adalah makanan ringan khas Indonesia yang banyak digemari oleh banyak kalangan, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa.  Sebabnya makanan ini memiliki bentuk unik dan rasa yang pas bagi lidah orang Indonesia.  Selain hal tersebut, harganya yang bisa dijangkau oleh siapapun dan bisa kapanpun dinikmati menjadi daya tarik dari makanan ini. Akan tetapi variasi dari makanan ini masih sangat sedikit, biasanya molen hanya berisikan pisang dan biasanya warna kulitnya pun sama dengan molen-molen lainnya yaitu berwarna kuning kecokelatan.  Disamping itu, pemanfaatan makanan ringan yang satu ini baru bisa dimanfaatkan sebagai pengisi perut saja. Trend  masyarakat yang lebih memilih back to nature ataupun healty lifestyle turut mendukung terjadinya peningkatan permintaan pasar.
            Atas dasar hal-hal tersebut, peluang untuk menciptakan sebuah inovasi baru dalam mengolah makanan ringan ini dengan menambahkan variasinya, terutama dalam bagian rasa, kulit molen, dan manfaat.  Untuk variasi rasa dari cemilan ini, penulis mendapatkan ide untuk mengganti pisang dengan aneka buah-buahan khusus buah-buahan lokal  yang akan menciptakan sensasi baru dan tentunya akan membuat cemilan ini lebih bergizi.  Sama halnya dengan variasi rasa, penulis pun akan sedikit merubah tampilan pada cemilan ini.  Kulit molen yang biasanya terbuat dari tepung beras akan penulis ganti dengan tepung talas , karena tepung talas memiliki sedikit kelebihan dibanding tepung beras yaitu dalam kandungan gizi. Dalam tepung talas yang direbus terdapat energi 108 kal dan protein 1,4 g (Sumber: Dewi Sabita Slamet dan Ignatius Tarwotjo (1980), majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26. Bogor Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI). Data ini mencukupi bahwa tepung talas dapat menjadi pengganti tepung beras sebagai bahan dasar molen dan dapat mereduksi  konsumsi beras yang berlebihan.  Tak kalah penting  dari itu semua, penulis berencana pula menambahkan sedikit fungsi dari cemilan ini sebagaimana yang telah penulis singgung sedikit di atas.  Penulis akan menjadikan cemilan ini sebagai  produk  kesehatan.




NBMP
KABMP
KVABMP
KVB1BMP
KVCBMP
KCaBMP
KFeBMP
Talas
73
20
0,13
4
28
1,0
Tepung Beras
12
0
0,12
0
5
0,8

Menurut data BPS (2009) impor buah-buahan dari China sepanjang Desember 2009 mencapai USD42,45 juta atau naik 147,43 persen dibandingkan pada November  2009 senilai USD17,15 juta. Dapat disimpulkan sepanjang tahun lalu nilai impor buah dari China mencapai USD330,99 juta.
Pembelian buah lokal dengan buah impor masih lebih tinggi minat konsumen terhadap buah impor. Padahal buah lokal sendiri mempunyai kualitas lebih bagus dari pada buah impor. Oleh karena itu penulis menggunakan buah-buahan lokal asli Indonesia untuk membuat isi dari molen tersebut sekaligus member konsep baru terhadap penjualan buah-buahan lokal dengan cara menginovasi molen.

Luaran yang diharapkan dari produk ini adalah terciptanya suatu produk  molen METRO (Molen Exotic Tropical) dengan variasi baru yang berkhasiat untuk kesehatan dan dengan rasa variatif. Produk ini juga murah, meriah, dan sesuai dengan kantong mahasiswa atau masyarakat pada umumnya. Adanya pengoptimalan penggunaan tepung talas dalam upaya diversifikasi pangan dan juga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap buah lokal dibandingkan dengan buah impor. Terciptanya usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.